Sabtu, 15 November 2014

DAKWAH KOGNITIVISTIK

BAB I
PEMBAHASAN
1.      Latar Belakang
Dakwah merupakan suatu hal yang penting dalam pergerakan islam di dunia. Setiap muslim wajib untuk berdakwah, menyeru kepada kebajikan dan mencegah kepada kemunkaran. Sebagaimana firman Allah SWT :
Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron:104)
Menurut Hamka (1982), dakwah bukan hanya dilakukan dengan ucapan, tetapi dapat dilakukan dengan, perbuatan, tingkah laku, ramah-tamah, dan kasih sayang. Dakwah dapat dilakukan di mana saja, seperti di masjid, rumah, lingkungan masyarakat, kampus, dan lain-lain. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang dakwah   kognitivistik yang dimana suatu teori pembelajaran atau pemahaman yang dapat membantu untuk keberhasilan dakwah.

2.      Rumusan Masalah
a.    Pengertian Dakwah
b.    Pengertian Kognitivistik
c.    Dakwah Kognitivistik

3.      Tujuan
Lebih mengetahui dan memahami tentang :
a.    Pengertian Dakwah
b.    Pengertian Kognitivistik
c.    Dakwah Kognitivistik
Serta pemenuhan tugas kelompok pada mata kuliah Psikologi Dakwah.


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Dakwah
Pengertian Dakwah Secara Etimologis
Kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah adalah bentuk dari isim masdar yang berasal dari kata kerja : دعا, يدعو, دعوة     artinya : menyeru, memanggil, mengajak
Pengertian Dakwah Secara Terminologis
Definisi dakwah dari literatur yang ditulis oleh pakar-pakar dakwah adalah:
  1. Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran ALLAH SWT yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik (Aboebakar Atjeh. 1971:6)
  2. Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk, serta menyuruh kepada kebaikan dan melarang pada kemunkaran agar mendapat kebahagian dunia dan akhirat. (Syekh Muhammad Al-Khadir Husaini)
  3. Dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan agama islam kepada seluruh umat manusia dan mempraktekkannya dalam kehidupan nyata, (M. Abdul Fath Al-Bayanuni)
  4. Dakwah adalah suatu aktifitas yang mendorong manusia agar memeluk agama islam melaui cara yang bijaksana. dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. (A. Masykur Amin)
Dari definisi para ahli tersebut bisa kita simpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim maupun non muslim. dengan cara yang bijaksana, ,melalui penyampaian ajaran islam, untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat.
  1. Pengertian Kognitivistik
Kognitivistik adalah salah satu teori belajar (pemahaman).Teori ini menekankan pada proses belajar daripada hasil belajar, jadi pada teori belajar ini tidak hanya sekedar melibatkan stimulus dan respon tetapi juga melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Menurut psikologi kognitivistik, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa, keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukkan keberhasilan mempelajari informasi pengetahuan yang baru.
Tokoh teori belajar kognitivistik
Robert M. Gagne
Menurut gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam otak manusia. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Pengolahan otak manusia :
a. Reseptor
b. Sensory register
c. Short-term memory
d. Long-term memory
e. Response generator
2. Jean Piaget
Piaget berpendapat bahwa belajar merupakan proses menyesuaikan pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dipunyai seseorang. Bagi piaget, proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu :  

A.  Asimilasi
Proses pengintgrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada. Contoh : seorang siswa yang mengetahui prinsip-prinsip penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian, maka terjadilah proses pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada dipahami oleh anak) dengan prinsip perkalian(informasi baru yang akan dipahami anak).

B. Akomodasi
Proses penyesuaian antara struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Penerapan proses perkalian dalam situasi yang lebih spesifik. Contohnya : siswa ditelah mengetahui prinsip perkalian dan gurunya memberikan sebuah soal perkalian.
C. Equilibrasi
Proses penyeimbang agar siswa dapat terus berkembang dan menambah ilmunya. Tetapi sekaligus menjaga stabilitas mental dalam dirinya, maka diperlukan roses penyeimbang. Tanpa proses ini perkembangan kognitif seseorang akan tersendat-sendat dan berjalan tidak teratur, sedangkan dengan kemampuan equilibrasi yang baik akan mampu menata berbagai informasi yang diterima dengan urutan yang baik, jernih, dan logis.

  1. Dakwah Kognitivistik
adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim maupun non muslim. dengan cara yang bijaksana, ,melalui penyampaian ajaran islam, untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat dengan melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu, Usaha itu dilakukan secara aktif oleh mad’u yang sebelumnya didorong oleh da’i, keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan dakwah tersebut.
proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu :

 A. Asimilasi
Proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada. Contoh : seorang mad’u yang mengetahui prinsip-prinsip sedekah yakni yang terdapat dalam hadis Rasulullah bersabda, "Harta itu tidak akan berkurang karena disedekahkan" (HR. Muslim).  jika da’inya memperkenalkan keutamaan bersedekah yakni sedekah  mengundang rezeki, sedekah bisa menyembuhkan penyakit, sedekah dapat memanjangkan umur, sedekah dapat menolak bala, menahan musibah, menghilangkan kesulitan.  maka terjadilah proses pengintegrasian antara prinsip sedekah (yang sudah ada dipahami oleh mad’u) dengan keutamaan bersedekah  (informasi baru yang akan dipahami mad’u). Jadi, setelah mad’u mengetahui prinsip dan keutamaan sedekah membuat mad’u semakin komitmen dalam bersedekah.

B. Akomodasi
Proses penyesuaian antara struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Penerapan proses perkalian dalam situasi yang lebih spesifik. Contohnya : mad’u telah mengetahui keutamaan bersedekah dan da’i memberikan sebuah persoalan mengenai keutamaan bersedekah. Dimana dalam sebuah kisah seorang yang memiliki penyakit kronis dapat sembuh karena keikhlasannya dalam bersedekah.
C. Equilibrasi
Proses penyeimbang agar mad’u dapat terus berkembang dan menambah ilmunya tentang bersedekah. Tetapi sekaligus menjaga stabilitas mental dalam dirinya, maka diperlukan proses penyeimbang. Tanpa proses ini perkembangan kognitif seseorang akan tersendat-sendat dan berjalan tidak teratur, sedangkan dengan kemampuan equilibrasi yang baik akan mampu menata berbagai informasi yang diterima dengan urutan yang baik, jernih, dan logis.
Contoh :
Seorang mad’u yang ingin mempertahankan keistiqomahan dalam bersedekah dengan cara selalu mendengarkan siraman rohani tentang bersedekah, melihat dan merasakan realita kehidupan tengtang bersedekah (keutamaan bersedekah dan sasaran sedekah), juga langsung mengaplikasikan dalam kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar